2.25.2013

Besaran Cahaya dan Penerangan Buatan (Bag.2)

Sumber Cahaya Penerangan Buatan 

Dalam bangunan digunakan berbagai macam lampu. Secara umum lampu lampu digolongkan atas lampu pijar, lampu fluoresen(Lampu Neon), lampu metal halida, lampu merkuri dan lampu sodium. 
Lampu lampu tersebut dibedakan atas :

  1. Konstruksi dan cara bekerjanya.
  2. Persyaratan untuk mengoperasikanya.
  3. Mutu cahaya yang dihasilkan oleh lampu, termasuk warna cahaya.
  4. Effisiensi, yang umumnya dinyatakan dalam perbandingan antara lumen dan watt.
  5. Life time lampu.
  6. Depresiasi cahaya yang dipancarkan sesuai dengan usia penggunaan.
  7. Ragam daya lampu(watt) dan konfigurasinya pada penggunaan.

1. Lampu Pijar 

Lampu pijar mempunyai efficiency yang rendah, sehingga biayanya menjadi tinggi. Namun dari segi arsitektural, lampu pijar dapat menonjolkan unsur dekoratif sehingga sering digunakan sebagai lampu sorot.

Gambar 01. Lampu pijar

Lampu pijar mempunyai banyak ragam, antara lain : lampu pijar standart, lampu halogen(MR), dan lampu reflector dan mempunyai rentang daya 5 – 500 watt. 

Pada lampu pijar, cahaya dihasilkan akibat panas yang dihasilkan oleh filament. Makin panas filament, makin efisiensilah lampu pijar tesebut. Namun bila menimbulkan panas yang berlebih, maka akan mengurangi life time lampu tersebut. 

Ada beberapa hal yang mengurangi efisiensi pengkonversian energy listrik menjadi cahaya; dari 100% daya yang diterima oleh filament : 
  • 72% menjadi panas yang diakibatkan oleh sinar infra merah.
  • 18% menjadi radiasi panas
  • 6% - 12% menjadi cahaya 
Suhu lampu berkisar antara 37o – 260o C dan biasanya menghasilkan suhu cahaya sekitar 2700o – 3200o K. 

Kemudian lampu jenis lainya yang sering digunakan adalah lampu gas, yaitu lampu yang dapat diisi dengan bermacam macam gas sehingga menimbulkan efek warna : 
  • Gas neon menimbulkan warna jingga atau merah 
  • Gas helium menimbulkan warna putih.
  • Gas natrium menimbulkan warna putih.
  • Gas xenon menyamai cahaya matahari.
  • Campuran gas neon, argon, dan uap air raksa menimbulkan warna biru.

2. Lampu Fluorescen


Lampu Fluorescen (Lampu Tubular/tube Lamp(TL)/TLD,Power Light(PL),Soft Light(SL))mempunyai effisiensi tinggi, sehingga biaya rendah. Disamping itu, lampu ini memberikan suasana sejuk dan dapat memantulkan warna benda seperti aslinya.
Oleh karenanya, lampu jenis ini baik digunakan untuk penerangan umum. Penggunaan lampu TL lebih disukai dibandingkan lampu pijar, karena : 
  • Menghasilkan 3 - 5 lumen perwatt.
  • Usia lampu 7 – 20 kali lampu pijar
  • Menghasilkan panas yang lebih kecil
  • Dapat tetap beroperasi pada suhu rendah sampai -280C
  • Suhu lampu maksimal 400
Lampu TL mempunyai daya antara 10 – 60 watt, lampu PL mempunyai daya anatara 5 – 36 Watt, Lampu SL mempunyai daya 9, 13, 18 dan 25 watt. Lampu fluoresen mempunyai banyak ragam seperti gambar dibawah ini. 


Gambar 02. Jenis Jenis Lampu Fluorescen


Distribusi energy yang dihasilkan oleh lampu fluorescen kira - kira : 

  • 20% menjadi radiasi ultra ungu 
  • 30% menjadi panas infra merah 
  • 40% menjadi radiasi panas 
  • 5% menjadi cahaya

3. Lampu Metal Halida, Merkuri, dan Sodium

Lampu jenis ini cocok untuk penerangan di luar bangunan. Banyak digunakan untuk penerangan jalan, tempat parkir, dan penerangan tempat olahraga. 

Lampu metal halide mempunyai daya antara 250 – 2000 watt, lampu merkuri mempunyai daya antara 50 - 1000 watt, lampu sodium tekanan rendah mempunyai daya antara 18 – 180 watt dan sodium tekanan tinggi 35 – 1000 watt. Lampu sodium tekanan tinggi sendiri terdapat dua jenis yaitu lampu sodium dengan tabung baur dengan kode SON dan SON-H dan lampu sodium dengan tabung jernih dengan kode SON-T.


Gambar 03. Lampu Metal Halida dan Sodium


Karakteristik dari berbagai jenis lampu dapat dilihat pada table dibawah ini :


Tabel 01. Karakteristik Lampu
Distribusi cahaya

Distribusi cahaya terdiri dari cahaya langsung, tidak langsung dan baur atau menyebar(diffuse). 

Distribusi cahaya langsung( direct lighting ) bila 100% cahaya mengarah ke bawah, dan sebaliknya disebut tidak langsung( indirect lighting ) jika 100% cahaya mengarah ke atas. Distribusi diantara 100% mengarah ke atas dan 100% mengarah ke bawah disebut cahaya baur/menyebar. 


Distribusi cahaya sebagian tidak langsung( semidirect lighting) sekitar 60 - 90% cahaya mengarah ke atas dan hanya sekitar 10 – 40% cahaya yang mengarah ke bawah. Pada distribusi cahaya langsung tidak langsung( direct indirect lighting ) cahaya yang mengarah ke atas dan keawah berimbang ( sekitar 50% mengarah keatas dan 50% kebawah). 

Warna langit langit dan dinding akan mempengaruhi pantulan cahaya :
  • Warna putih dan mengkilap akan memantulkan cahaya sekitar 80%
  • Warna hitam(tidak mengkilap) tidak memantilkan cahaya
  • Warna antara hitam dan putih akan memantulkan cahaya sesuai tingkat kecerahan dan kondisi tekstur permukaan bahan

Tabel 02.Jenis lampu berdasarkan peruntukan
Penempatan lampu dengan berbagai jenis reflektor akan menyebabkan perbedaan arah cahaya yang dihasilkan, demikian pula halnya dengan penggunaan kisi kisi(diffuser) dan kap lampu. 

Semoga bermanfaat.
Sumber :
  1. Google.com
  2. PANDUAN SISTEM BANGUNAN TINGGI, Ir, MSAE, Juwana S., Jimmy.


Bookmark and Share it:

2 comments:

Post a Comment


Flag Counter