9.28.2012

Daya Aktif, Reaktif dan Daya Semu

Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt.

Gbr.01 Arah Aliran arus listrik

P = V x I
P = Daya (Watt),  
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)


Daya Aktif
Gbr.02. Hubungan Bintang
Daya aktif (Active Power), disebut juga daya nyata yaitu merupakan daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt.

P = V x I x Cos Phi( 1phase)
P = 1,732 x V x I x Cos Phi ( 3phase)
P = Daya (Watt), V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere), Cos Phi = Faktor daya

Daya ini sering digunakan secara umum oleh konsumen dan sebagai satuan yang digunakan untuk daya listrik dan dikonversikan dalam bentuk kerja.

Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
Q = V. x I sin  Phi ( 1phase)
Q = 1,732 x V x I x sin Phi ( 3phase)
Q = Daya Reaktif(Var)
V = Tegangan(Volt)
I = Arus listrik(Ampere)
Sin Phi = Faktor daya

Faktor Daya
Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ . 
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S) 
                    = kW / kVA
                    = V.I Cos φ / V.I
                    = Cos φ 

Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu. 
Tan φ = Daya Reaktif (Q) / Daya Aktif (P) 
           = kVAR / kW

karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAR berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut : 

Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ 

sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya sebagai berikut : 
Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) x Tan φ1 
Daya reaktif pada pf diperbaiki = Daya Aktif (P) x Tan φ2 
sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah : 
Daya reaktif (kVAR) = Daya Aktif (kW) x (Tan φ1 - Tan φ2) 

Beberapa keuntungan meningkatkan faktor daya : 
  1. Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf lebih kecil dari 0,85)
  2. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat
  3. Mengurangi rugi – rugi daya pada sistem
  4. Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat. 
Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem kelistrikan. 
Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya :
  1. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi 
  2. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR 
  3. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops) 
Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercatat dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata – rata kurang dari 0,85. sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus sebagi berikut : 
Kelebihan pemakaian kVARH = [ B – 0,62 ( A1 + A2 )] Hk 
dimana : 
             B  = pemakaian kVARH 
             A1 = pemakaian kWH WPB 
             A2 = pemakaian kWH LWBP 
             Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH

Daya reaktif yang dibutuhkan oleh induktansi selalu mempunyai beda fasa 90° dengan daya aktif. Kapasitor menyuplai kVAR dan melepaskan energi reaktif yang dibutuhkan oleh induktor. Ini menunjukan induktansi dan kapasitansi mempunyai beda fasa 180°. 

Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah : 
  1. Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja 
  2. Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata – ratanya 
  3. Mengganti motor – motor yang sudah tua dengan energi efisien motor. Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harusdioperasikan sesuai dengan kapasitas rat – ratanya untuk memperoleh faktor daya tinggi. 
  4. Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari daya reaktif. 
Selain itu, pemasangan kapasitor dapat menghindari : 
  1. Trafo kelebihan beban (overload), sehingga memberikan tambahan daya yang tersedia 
  2. Voltage drops pada line ends 
  3. Kenaikan arus / suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi – rugi. 
Untuk pemasangan Capasitor Bank diperlukan : 
  1. Kapasitor, dengan jenis yang cocok dengan kondisi jaringan 
  2. Regulator, dengan pengaturan daya tumpuk kapasitor (Capasitor Bank) otomatis 
  3. Kontaktor, untuk switching kapasitor 
  4. Pemutus tenaga, untuk proteksi tumpuk kapasitor. 
Gbr.03 Komponen Daya Reaktif
Pada gambar 03, segitiga daya menunjukan faktor daya 0,70 untuk 100 kW (daya aktif) beban induktif. Daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban adalah 100 kVAR. Dengan memasang 67 kVAR kapasitor, daya nyata akan berkurang dari 142 menjadi 105 kVA. Hasilnya terjadi penurunan arus 26% dan faktor daya meningkat menjadi 0,95. 

Energi listrik digunakan berbanding lurus dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan maka semakin besar biaya produksi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan power monitoring system dapat diketahui pemakaian energi listrik dan kondisi energi listrik dari peralatan listrik sehingga menigkatkan efisiensi dari energi listrik yang digunakan dalam pekerjaan dan meminimalkan rugi – rugi pada sistem untuk penyaluran energi listrik yang lebih efisien dari sumber listrik ke beban. 

Faktor daya terdiri dari dua sifat yaitu faktor daya “leading” dan faktor daya “lagging”. 
Faktor daya ini memiliki karakteristik seperti berikut : 

Faktor Daya “leading/mendahului” 

Apabila arus mendahului tegangan, maka faktor daya ini dikatakan “leading”. Faktor daya 
leading ini terjadi apabila bebannya kapasitif, seperti capacitor, synchronocus generators, synchronocus motors dan synchronocus condensor.

Gbr. 04. Faktor Daya Leading

Gbr. 05. Segitiga daya Leading


Faktor Daya “lagging/tertinggal”
Apabila tegangan mendahului arus, maka faktor daya ini dikatakan “lagging”. Faktor daya lagging ini terjadi apabila bebannya induktif, seperti motor induksi, AC dan transformator. 

Gbr. 06 Faktor Daya Lagging

Gbr. 07 Segitiga Daya Lagging
Sumber :
  1. Google.com
  2. Teknik Bangunan Tinggi, Jimmy S Jumawa, MSAE.
  3. DAYA AKTIF, REAKTIF & NYATA oleh : A. Belly, A. Dadan, C. Agusman, B. Lukman FT. Elektro UI 2010
Description: Daya Aktif, Reaktif dan Daya Semu Rating: 4.5 Reviewer: Priyo - ItemReviewed: Daya Aktif, Reaktif dan Daya Semu
Read more »»  

9.16.2012

Daya Listrik untuk Rumah (Bag.1)

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Daya listrik untuk rumah, ada baiknya kita pelajari dahulu apakah yang dimaksud dengan Daya Listrik tersebut. Baiklah, berikut keterangan mengenai Daya Listrik yang saya peroleh dari berbagai sumber.

Dalam segala hal, Daya listrik digunakan untuk keperluan dan penggerak roda kehidupan oleh umat manusia dibumi ini. Dari pemakaian untuk penerangan, penggerak mesin mesin, catu daya perangkat elektronik dan masih banyak lainya. Namun pernahkah kita tahu, apa yang dimaksud dengan Daya Listrik itu? 

Daya sendiri kalau diartikan adalah sebuah laju dilakukanya usaha, sedangkan Daya dalam ilmu fisika (S)adalah laju energi(W) yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan persatuan waktu(s).

Sedangkan listrik sendiri menurut halaman Wikipedia, adalah merupakan sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Sedangkan muatan listrik sendiri merupakan muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang dalam Satuan Internasional dilambangkan dengan Q atau Coloumb. Sehingga kalau diartikan menurut penjelasan diatas Daya listrik (W) adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik yang bisa disebut juga dengan energi listrik yang dihantarkan.




P = Watt
V = Volt/beda potensial/tegangan.
I = Ampere/kuat arus.

Namun untuk Daya listrik dalam Satuan Internasional(SI) dilambangkan dengan P atau Watt, yang diartikan sebagai jumlah beda potensial dikalikan dengan kuat arus yang melalui suatu peralatan.

Voltmeter Analog, 0-500 Volt 
Beda potensial merupakan besarnya perbedaan jumlah elektron dalam suatu penghantar/materi, yang dapat diukur dengan menggunakan Voltmeter. Sebagai contoh sederhana adalah ketika terdapat 3 atau 4 utas kabel yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik(genset), maka kita dapat mengukur besarnya beda potensial antara kabel tersebut, yang biasa kita dengar istilah Volt, dan juga merupakan Satuan Internasional(SI) untuk beda potensial atau tegangan.
Contoh ; 220 Volt, 380 Volt, dst.

Kuat arus merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir yang diakibatkan oleh pergerakan elektron dan mengalir melewati satu titik dalam penghantar persatuan waktu. Kuat arus dapat diukur menggunakan Amperemeter.


TO BE CONTINUED
Description: Daya Listrik untuk Rumah (Bag.1) Rating: 4.5 Reviewer: Priyo - ItemReviewed: Daya Listrik untuk Rumah (Bag.1)
Read more »»  

Flag Counter